BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
سَلۡ بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ كَمۡ ءَاتَيۡنَٰهُم مِّنۡ ءَايَةِۢ بَيِّنَةٖۗ وَمَن يُبَدِّلۡ نِعۡمَةَ ٱللَّهِ مِنۢ بَعۡدِ مَا جَآءَتۡهُ فَإِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ ٢١١
Artinya: “Tanyakanlah kepada Bani Israil: ‘Berapa banyaknya tanda-tanda (kebenaran) yang nyata, yang telah Kami berikan kepada mereka.’ Dan barangsiapa yang menukar nikmat Allah setelah datang nikmat itu kepadanya, maka sesungguhnya Allah sangat keras siksa-Nya.”
Firman-Nya (ومن يبدل نعمة الله من بعد ما جاءته فإن الله شديد العقاب) maksudnya, mereka berpaling dan menukar keimanan dengan kekufuran. Allah Ta’ala memberitahukan mengenai Bani Israil, betapa banyak mereka menyaksikan tanda-tanda yang sangat jelas, ketika mereka bersama Nabi Musa ‘alaihi as-salam yaitu berupa hujjah, yang memastikan kebenaran apa yang dibawa Musa kepada mereka, seperti tangannya (yang bersinar), tongkat, pembelahan laut, pemukulan batu, awan yang menaungi mereka dari sengatan panas, serta penurunan manna dan salwa, dan tanda-tanda lainnya yang menunjukkan adanya Allah Ta’ala yang berbuat sesuai dengan kehendak-Nya, serta kebenaran rasul yang terjadi pada dirinya berbagai macam keajaiban. Namun demikian, kebanyakan dari Bani Israil berpaling darinya dan mengganti nikmat Allah Ta’ala dengan kekufuran. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman untuk memberitahukan keadaan orang kafir Quraisy dalam Surah Ibrahim ayat 28-29 yang artinya: “Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar niknaat Allah dengan kekufuran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan? Yaitu neraka Jahanam, mereka masuk ke dalamnya, dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman.”
Komentar
Posting Komentar