BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
فَأَزَلَّهُمَا
ٱلشَّيۡطَٰنُ عَنۡهَا فَأَخۡرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِۖ وَقُلۡنَا ٱهۡبِطُواْ
بَعۡضُكُمۡ لِبَعۡضٍ عَدُوّٞۖ وَلَكُمۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ مُسۡتَقَرّٞ وَمَتَٰعٌ
إِلَىٰ حِينٖ ٣٦
Artinya: “Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan
dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: ‘Turunlah kamu!
Sebahagian kamu menjadi musub bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat
kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan’.”
Firman-Nya (فأزلهما الشيطان عنها) dhamir pada kata ‘anha itu kembali ke kata Jannah (surga), sehingga maknanya sebagaimana bacaan ‘Ashim yaitu menyingkirkan keduanya.
Firman-Nya (فأخرجمها مما كانا فيه) yaitu dari pakaian, tempat tinggal yang lapang, rezeki yang menyenangkan dan ketenangan.
Firman-Nya (وقلنا اهبطوا بعضكم لبعض عدو ولكم في الأرض مستقر ومتاع إلى حين) yaitu tempat tinggal, rezeki dan ajal sampai waktu yang ditentukan serta batas yang ditetapkan dan kemudian datang hari kiamat. Hadis dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Artinya: “Sebaik-baik hari yang di dalamnya matahari terbit adalah hari Jumat di mana para hari itu Adam diciptakan, pada hari itu juga ia dimasukkan ke surga, dan pada hari itu juga ia dikeluarkan darinya.” (HR. Muslim dan An-Nasai)
Ar-Razi mengatakan: “Ketahuilah bahwa di dalam ayat ini terdapat ancaman keras terhadap berbagai bentuk kemaksiatan dari beberapa sisi. Pertama, orang yang menggambarkan apa yang terjadi pada diri Adam disebabkan keberaniannya melakukan kesalahan kecil itu, maka ia akan merasa benar-benar takut untuk mengerjakan berbagai macam kemaksiatan.” Seorang penyait pernah mengemukakan:
يَا نَاظِرًا يَرْنُو بِعَيْنَيْ رَاقِدٍ … وَمُشَاهِدًا لِلْأَمْرِ غَيْرَ مُشَاهِدِ ...
تَصِلُ الذُّنُوبَ إِلَى الذُّنُوبِ وَتَرْتَجِي ... دَرَجَ الْجِنَانِ وَنَيْلَ فَوْزِ الْعَابِدِ ...
أَنَسِيتَ رَبَّكَ حِينَ أَخْرَجَ آدَمًا ... مِنْهَا إِلَى الدُّنْيَا بِذَنْبٍ وَاحِدِ ...
Artinya: “Hai orang yang senantiasa melihat dengan dua mata tertutup, dan yang menyaksikan sesuatu hal dalam keadaan tidak sadar. Kau sambung satu dosan dengan dosa yang lain, lalu kau berharap menemukan jalan menuju ke surga serta mendapat keuntungan ahli ibadah. Apa kau lalu terhadap Rabb-mu, ketika Dia mengeluarkan Adam darinya (surga) ke dunia hanya dengan satu dosa.”
Ar-Razi menuturkan bahwa Fathi Al-Mushili mengatakan: “Kita adalah kaum yang dahulu menghuni surga, lalu Iblis menjerumuskan ke dunia, maka tiada kami rasakan kecuali kedukaan dan kesedihan hingga kami dikembalikan ke tempat dari mana kita dikeluarkan (surga).” Jika dikatakan, bila surga yang darinya Adam dikeluarkan itu berada di langit, sebagaimana dikemukakan oleh jumhur ulama, lalu bagaimana Iblis masuk ke surga tersebut padahal ia telah diusir dari sana sesuai ketetapan takdir, bukankah ketetapan takdir itu tidak dapat ditentang? Sebagian ulama mengatakan, bahwa Iblis itu kemungkinan menggoda keduanya dari luar pintu surga. Dalam hal ini Imam Al-Qurthubiy telah menyebutkan beberapa hadis tentang ular dan memberikan penjelasan yang baik dan berguna tentang hukum membunuhnya.
Firman-Nya (فأزلهما الشيطان عنها) dhamir pada kata ‘anha itu kembali ke kata Jannah (surga), sehingga maknanya sebagaimana bacaan ‘Ashim yaitu menyingkirkan keduanya.
Firman-Nya (فأخرجمها مما كانا فيه) yaitu dari pakaian, tempat tinggal yang lapang, rezeki yang menyenangkan dan ketenangan.
Firman-Nya (وقلنا اهبطوا بعضكم لبعض عدو ولكم في الأرض مستقر ومتاع إلى حين) yaitu tempat tinggal, rezeki dan ajal sampai waktu yang ditentukan serta batas yang ditetapkan dan kemudian datang hari kiamat. Hadis dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
"خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ فِيهِ الشَّمْسُ
يَوْمُ الْجُمُعَةِ، فِيهِ خُلِقَ آدَمُ، وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ،
وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا"
Artinya: “Sebaik-baik hari yang di dalamnya matahari terbit adalah hari Jumat di mana para hari itu Adam diciptakan, pada hari itu juga ia dimasukkan ke surga, dan pada hari itu juga ia dikeluarkan darinya.” (HR. Muslim dan An-Nasai)
Ar-Razi mengatakan: “Ketahuilah bahwa di dalam ayat ini terdapat ancaman keras terhadap berbagai bentuk kemaksiatan dari beberapa sisi. Pertama, orang yang menggambarkan apa yang terjadi pada diri Adam disebabkan keberaniannya melakukan kesalahan kecil itu, maka ia akan merasa benar-benar takut untuk mengerjakan berbagai macam kemaksiatan.” Seorang penyait pernah mengemukakan:
يَا نَاظِرًا يَرْنُو بِعَيْنَيْ رَاقِدٍ … وَمُشَاهِدًا لِلْأَمْرِ غَيْرَ مُشَاهِدِ ...
تَصِلُ الذُّنُوبَ إِلَى الذُّنُوبِ وَتَرْتَجِي ... دَرَجَ الْجِنَانِ وَنَيْلَ فَوْزِ الْعَابِدِ ...
أَنَسِيتَ رَبَّكَ حِينَ أَخْرَجَ آدَمًا ... مِنْهَا إِلَى الدُّنْيَا بِذَنْبٍ وَاحِدِ ...
Artinya: “Hai orang yang senantiasa melihat dengan dua mata tertutup, dan yang menyaksikan sesuatu hal dalam keadaan tidak sadar. Kau sambung satu dosan dengan dosa yang lain, lalu kau berharap menemukan jalan menuju ke surga serta mendapat keuntungan ahli ibadah. Apa kau lalu terhadap Rabb-mu, ketika Dia mengeluarkan Adam darinya (surga) ke dunia hanya dengan satu dosa.”
Ar-Razi menuturkan bahwa Fathi Al-Mushili mengatakan: “Kita adalah kaum yang dahulu menghuni surga, lalu Iblis menjerumuskan ke dunia, maka tiada kami rasakan kecuali kedukaan dan kesedihan hingga kami dikembalikan ke tempat dari mana kita dikeluarkan (surga).” Jika dikatakan, bila surga yang darinya Adam dikeluarkan itu berada di langit, sebagaimana dikemukakan oleh jumhur ulama, lalu bagaimana Iblis masuk ke surga tersebut padahal ia telah diusir dari sana sesuai ketetapan takdir, bukankah ketetapan takdir itu tidak dapat ditentang? Sebagian ulama mengatakan, bahwa Iblis itu kemungkinan menggoda keduanya dari luar pintu surga. Dalam hal ini Imam Al-Qurthubiy telah menyebutkan beberapa hadis tentang ular dan memberikan penjelasan yang baik dan berguna tentang hukum membunuhnya.
Komentar
Posting Komentar