BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
وَإِذَا لَقُواْ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ قَالُوٓاْ ءَامَنَّا
وَإِذَا خَلَا بَعۡضُهُمۡ إِلَىٰ بَعۡضٖ قَالُوٓاْ أَتُحَدِّثُونَهُم بِمَا فَتَحَ
ٱللَّهُ عَلَيۡكُمۡ لِيُحَآجُّوكُم بِهِۦ عِندَ رَبِّكُمۡۚ أَفَلَا تَعۡقِلُونَ ٧
Artinya: “Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata, "Kami pun telah beriman." Tetapi apabila mereka berada sesama mereka saja, mereka berkata, "Apakah kalian menceritakan kepada mereka apa yang telah diterangkan Allah kepada kalian, supaya dengan demikian mereka dapat mengalahkan hujah kalian di hadapan Tuhan kalian. Tidakkah kalian mengerti?”
Asbabun Nuzul ayat ini yaitu: “Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam para peperangan Bani Quraidzah berdiri di bawah benteng mereka. Dengan marahnya atas pengkhianatan mereka, beliau bersabda: ‘Hai saudara-saudara kera! Hai saudara-saudara babi! Hai penyembah-penyembah tagut!’ Para pemimpin Bani Quraidzah berkata kepada kaumnya: ‘Siapa yang memberi tahu Muhammad tentang ucapan yang dikeluarkannya itu! Ia tidak mungkin tahu kecuali dari kami. Mengapa kalian memberitahukan kepada mereka tentang kutukan Allah kepada kalian, sehingga mereka dapat mengalahkan hujjah kalian?’ Maka turunlah ayat ini yang menegaskan penyesalan mereka atas kebocoran isi Taurat kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Mujahid)
Asbabun Nuzul lainnya yaitu: “Dalam riwayat dikemukakan bahwa apabila kaum Yahudi bertemu dengan orang-orang Mukminin, mereka berkata: ‘Kami percaya bahwa sahabatmu itu utusan Allah Ta’ala, akan tetapi diutusnya hanya kepadamu saja.’ Apabila bertemu dengan teman-teman mereka, mereka berkata, ‘Janganlah kamu memperbincangkan masalah ini (kerasulan) dengan orang-orang Arab, karena kamu dahulu pernah meminta kepada Allah Ta’ala agar mendapat kemenangan terhadap orang-orang Arab dengan kebesaran utusan yang akan datang. Sedang kenyataannya utusan itu dari golongan mereka.’ Maka Allah Ta’ala menurunkan ayat ini sebagai penjelasan atas kelakuan kaum Yahudi.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Ikrimah yang bersumber dari Ibnu Abbas)
Asbabun Nuzul lainnya yaitu: “Dalam riwayat dikemukakan bahwa turunnya ayat ini tentang orang-orang Yahudi yang beriman, kemudian menjadi kaum munafik. Dahulu di waktu mereka beriman, mereka sering mendatangi kaum Mukmin bangsa Arab dengan membawa berita yang biasa mereka perbincangkan. Setelah munafik, mereka berbicara satu sama lainnya: ‘Mengapa kami beritahukan tentang kutukan Allah yang berupa siksaan terhadap kita sehingga mereka kaum Mukmin dapat berkata: ‘Kami lebih dicintai Allah Ta’ala dan lebih mulia daripada kamu.’ (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari As-Suddi)
Firman-Nya (وإذا لقوا الذين آمنوا قالوا آمنا وإذا خلا بعضهم إلى بعض) menurut Muhammad bin Ishak dari Ibnu Abbas, ia mengatakan: “Sahabat kalian itu adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, namun ia khusus (diutus) kepada kalian saja.” Dan apabila mereka berada sesame mereka saja, maka mereka (orang Yahudi) berkata, “Jangan kalian beritahukan hal ini kepada masyarakat Arab. Karena sebelumnya kalian menyatakan akan menaklukkan mereka dengan dukungan Rasul ini, tetapi ternyata dia itu berasal dari mereka.” Maka Allah Ta’ala pun menurunkan ayat ini. Artinya, kalian mengakuinya sebagai nabi, padahal kalian mengetahui bahwa Allah Ta’ala telah mengambil janji dari kalian untuk mengikutinya, sedang ia memberitahukan kepada khayalak bahwa dirinya merupakan nabi yang kita tunggu-tunggu dan kita dapatkan dalam kitab kita. Ingkarilah ia dan janganlah kalian mengakuinya.
Firman-Nya (أتحدثونهم بما فتح الله عليكم ليحاجوكم به عند ربكم) artinya, tentang azab. Mereka ini adalah orang-orang munafik dan mereka ini menceritakan kepada orang-orang mukmin dari masyarakat Arab mengenai azab yang ditimpakan kepada mereka. Lalu sebagian mereka bertanya kepada sebagian lainnya hingga mereka mengatakan: “Kami lebih dicintai Allah Ta’ala daripada kalian dan lebih terhormat di sisi Allah Ta’ala daripada kalian.”
Komentar
Posting Komentar