BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
وَٱتَّقُواْ يَوۡمٗا لَّا
تَجۡزِي نَفۡسٌ عَن نَّفۡسٖ شَيۡٔٗا وَلَا يُقۡبَلُ مِنۡهَا عَدۡلٞ وَلَا
تَنفَعُهَا شَفَٰعَةٞ وَلَا هُمۡ يُنصَرُونَ ١٢٣
Artinya:
“Dan
takutlah kalian kepada suatu hari di waktu seseorang tidak dapat
menggantikan seseorang yang lain sedikit pun dan tidak akan diterima
suatu tebusan darinya dan tidak akan memberi manfaat sesuatu syafaat
kepadanya dan tidak (pula) mereka akan ditolong.”
Dalam
pembahasan yang lalu —yaitu pada permulaan Surat Al-Baqarah— telah
disebutkan ayat yang bermakna seminal dengan ayat ini. Sengaja diulangi
dalam bagian ini untuk mengukuhkan maknanya dan sebagai anjuran untuk
mengikuti Rasul, Nabi yang ummi yang mereka jumpai sifat-sifatnya, ciri
khasnya, namanya, perkaranya, dan umatnya di dalam kitab-kitab mereka.
Maka Allah Ta’ala memperingatkan mereka agar jangan menyembunyikan hal
tersebut, jangan pula menyembunyikan anugerah yang telah diberikan oleh
Allah Ta’ala kepada mereka sebagai nikmat dari-Nya. Allah Ta’ala
memerintahkan agar mereka selalu ingat akan nikmat duniawi dan nikmat
agama yang telah diberikan oleh Allah Ta’ala kepada mereka. Untuk itu,
janganlah mereka merasa dengki dan iri kepada anak-anak paman mereka
(yaitu bangsa Arab) atas rezeki Allah Ta’ala yang diberikan kepada
mereka, berupa diutus-Nya seorang rasul terakhir yang dijadikan-Nya
dari kalangan mereka. Janganlah kedengkian tersebut mendorong mereka
menentang rasul itu, mendustakannya, dan tidak berpihak kepadanya.
Semoga salawat dan salam-Nya terlimpahkan kepada Rasul selama-lamanya
sampai hari kiamat.
Komentar
Posting Komentar