BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
وَإِذۡ
قَالَ مُوسَىٰ لِقَوۡمِهِۦ يَٰقَوۡمِ إِنَّكُمۡ ظَلَمۡتُمۡ أَنفُسَكُم بِٱتِّخَاذِكُمُ
ٱلۡعِجۡلَ فَتُوبُوٓاْ إِلَىٰ بَارِئِكُمۡ فَٱقۡتُلُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ ذَٰلِكُمۡ
خَيۡرٞ لَّكُمۡ عِندَ بَارِئِكُمۡ فَتَابَ عَلَيۡكُمۡۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ
٥٤
Artinya: ”Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, "Hai Kaumku, sesungguhnya kalian telah menganiaya diri sendiri karena kalian telah menjadikan anak lembu (sesembahan kalian), maka bertobatlah kepada Tuhan yang menjadikan kalian dan bunuhlah diri kalian. Hal itu adalah lebih baik bagi kalian pada sisi Tuhan yang menjadikan kalian; maka Allah akan menerima taubat kalian. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang."
Firman-Nya (وإذ قال موسى لقومه ياقوم إنكم ظلمتم أنفسكم باتخاذ كم العجل) menurut Al-Hasan Al-Bashri mengatakan, Musa berkata demikian ketika hati mereka telah tersesat dengan menyembah anak lembu, hingga Allah Ta’ala berfirman dalam Surah Al-A’raaf ayat 149 yang artinya: “Dan setelah mereka sangat menyesali perbuatannya dan mengetahui bahwa mereka telah sesat, mereka pun berkata, "Sungguh jika Tuhan kami tidak memberi rahmat kepada kami dan tidak mengampuni kami.”
Firman-Nya (فتوبوا إلى بارئكم) menurut Abu Al-‘Aliyah, Sa’id bin Jubair dan Rabi’ bin Anas mengatakan, yaitu kepada penciptamu. Firman-Nya (إلى بارئكم) menurut Ibnu Katsir mengandung peringatan akan besarnya kejahatan yang mereka lakukan. Artinya, bertaubatlah kalian kepada Rabb yang telah menciptakan kalian, setelah kalian menyembah yang lain bersama-Nya. Abd Ar-Rahman bin Zaid bin Aslam menceritakan, ketika Musa ‘alaihi as-salam kembali kepada kaumnya, di antara mereka ada tujuh puluh orang laki-laki yang beruzlah (mengasingkan diri) bersama Harun dan tidak menyembah anak lembu, maka Musa berkata kepada mereka (kaumnya); “Berangkatlah menuju janji Rabb kalian.” Lalu mereka pun berkata: “Hai Musa, apakah kami masih bisa bertaubat?” Musa menjawab: “Masih.”
Firman-Nya (فاقتلوا أنفسكم خير لكم عند بارئكم فتاب عليكم) maka mereka pun melepaskan pedang dari sarungnya, dan mengeluarkan alat-alat potong juga pisau-pisau. Lalu Allah Ta’ala pun mengirim kabut kepada mereka, lalu mereka saling mencari-cari dengan tangannya masing-masing, lalu saling membunuh. Ada seseorang berhadapan dengan bapaknya atau saudaranya, lalu membunuhnya sedangkan ia dalam keadaan tidak mengetahuinya. Pada saat itu mereka saling berseru, ”Semoga Allah Ta’ala memberikan rahmat kepada hamba yang bersabar atas dirinya sampai ia mendapatkan ridha-Nya.” Akhirnya mereka yang terbunuh gugur sebagai syuhada, sedangkan orang-orang yang masih hidup diterima taubatnya. Kemudian ia membaca firman-Nya (فتاب عليكم إنه هو التواب الرحيم).
Komentar
Posting Komentar