BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ إِنَّ ٱللَّهَ
مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ ١٥٣
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolong kalian, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Setelah menyampaikan penjelasan mengenai perintah bersyukur, Allah Ta’ala pun menjelaskan makna sabar dan bimbingan untuk memohon pertolongan melalui kesabaran dan salat. Karena sesungguhnya seorang hamba itu adakalanya ia mendapatkan nikmat kemudian mensyukurinya atau ditimpa bencana kemudian bersabar atasnya. Sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah hadis dalam Kitab Musnad Ahmad, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
"عَجَبًا
لِلْمُؤْمِنِ
لَا يَقْضِي اللَّهُ لَهُ قَضَاءً إِلَّا كَانَ
خَيْرًا لَهُ: إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ، فَشَكَرَ، كَانَ خَيْرًا لَهُ؛ وَإِنْ
أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ فَصَبَرَ كَانَ خَيْرًا لَهُ"
Artinya: “Mengagumkan perihal orang mukmin itu. Tidak sekali-kali Allah menetapkan suatu ketetapan baginya, melainkan hal itu baik belaka baginya. Jika dia mendapat kesenangan, maka bersyukurlah dia yang hal ini adalah lebih baik baginya; dan jika tertimpa kesengsaraan, maka bersabarlah dia yang hal ini adalah lebih baik baginya.” (HR. Ahmad)
Firman-Nya (واستعينوا بالصبر والصلاة), Allah Ta’ala juga menerangkan bahwa sebaik-baik sarana yang dapat membantu dalam menjalani berbagai musibah adalah kesabaran dan salat, sebagaimana juga difirmankan dalam Surah Al-Baqarah ayat 45 yang artinya: “Jadikanlah sabar dan salat sebagai penolong kalian. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” Dalam hadis disebutkan: “Bahwa Rasulullah jika menghadapi suatu masalah, maka beliau mengerjakan salat.” (HR. Ahmad dan An-Nasai)
Kesabaran itu ada tiga macam. Pertama, sabar dalam meninggalkan berbagai hal yang diharamkan dan perbuatan dosa. Dan kedua, sabar dalam berbuat ketaatan dan mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Jenis yang kedua ini lebih besar pahalanya, karena inilah yang dimaksudkan. Ketiga, yaitu kesabaran dalam menerima dan menghadapi berbagai macam musibah dan cobaan. Yang demikian itupun wajib, seperti istighfar dari berbagai aib. Sebagaimana dikemukakan oleh Abd Ar-Rahmad bin Zaid bin Aslam mengenai dua pintu kesabaran, yaitu sabar menjalankan hal-hal yang disukai Allah Ta’ala meskipun terasa berat bagi jiwa dan raga. Dan kedua sabar dalam menghindari hal-hal yang dibenci Allah Ta’ala meskipun sangat diinginkan oleh hawa nafsu. Jika seseorang telah melakukan hal itu, maka ia benar-benar termasuk orang-orang yang sabar dan akan memperoleh keselamatan. Berkenaan dengan hal tersebut, Ibnu Katsir mengatakan, hal ini diperkuat dengan firman-Nya dalam Surah Az-Zumar ayat 10 yang artinya: “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahal mereka tanpa batas.”
Sa’id bin Jubair mengatakan, “Sabar berarti pengaduan seorang hamba kepada Allah Ta’ala atas musibah yang menimpanya dan ketabahannya di sisi Allah Ta’ala dengan mengharapkan pahala dari-Nya. Terkadang, seseorang digoncangkan dengan berbagai masalah, namun ia tetap tegar, dan tidak melihat pilihan yang lain kecuali bersabar.”
Komentar
Posting Komentar