BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
الٓمٓ ١
Artinya: “Alif laam miim.”
Asbabun Nuzul ayat 1-80 dalam Surah Ali Imraan adalah: “Berkenaan penjelasan yang diberikan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam atas kedatangan kaum Nasrani yang mempersoalkan Nabi Isa alaihi as-salam. Karena mereka menganggap Nabi Isa lebih mulia daripada Nabi Muhammad dan mereka tidak mempercayainya sebagai rasul.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ar-Rabi’. Menurut riwayat Ibnu Ishaq yang bersumber dari Muhammad bin Sahl bin Abi Umamah, yang datang menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah kaum Nasrani Najran. Demikian menurut riwayat Al-Baihaqi di dalam Kitab Ad-Dala’il.)
Para ahli tafsir berbeda pendapat mengenai huruf-huruf potongan yang terdapat pada awal beberapa surah. Di antara mereka ada yang mengatakan, bahwa itu merupakan huruf-huruf yang hanya Allah Ta’ala sendiri yang mengetahui maknanya. Maka mereka mengembalikan ilmu mengenai hal itu kepada Allah Ta’ala dengan tidak menafsirkannya. Pendapat ini dinukil Imam Al-Qurthubiy dalam tafsirnya dari Abu Bakar, Umar, Ustman, ‘Ali dan Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhum.
Abd Ar-Rahman bin Zaid bin Aslam mengatakan, huruf-huruf itu adalah nama-nama Surah Alquran. Dalam tafsirnya, Al-Allamah Abu Al-Qasim Mahmud bin Umar Az-Zamakhsyari menyatakan bahwa hal tersebut menjadi kesepakatan banyak ulama. Beliau juga menukil dari Sibawaih bahwa ia menegaskan dan memperkuat hal itu. Berdasarkan hadis dalam kitab Shahih Al-Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah membaca Surah Alif Laam Mim, As-Sajdah dan hal ata ‘ala al-insan (Surah Al-Insan) pada salat Subuh pada hari Jumat.
Sebagian ulama meringkas masalah ini dengan menyatakan: “Tidak diragukan lagi bahwa huruf-huruf ini tidak diturunkan Allah Ta’ala dengan sia-sia dan tanpa makna. Orang yang tidak tahu mengatakan bahwa “Di dalam Alquran terdapat suatu hal yang tidak memiliki makna sama sekali,” ini merupakan kesalahan besar. Karena ternyata sesuatu yang dimaksud itu pada hakikatnya memiliki makna, jika kami mendapatkan riwayat yang benar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentu kami akan menerimanya, dan jika tidak, maka kami akan menyerahkan maknanya kepada Allah Ta’ala seraya berucap: “Kami beriman kepadanya. Semuanya berasal dari sisi Rabb kami.” Para ulama belum memiliki kesepakatan mengenai huruf-huruf tersebut, dan mereka masih berbeda pendapat. Barangsiapa yang menemukan pendapat yang didasarkan pada dalil yang kuat, maka hendaklah ia mengikutinya, jika tidak, maka hendaklah ia menyerahkan maknanya kepada Allah Ta’ala hingga memperoleh kejelasan mengenai hal tersebut.
Komentar
Posting Komentar