BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
إِذۡ قَالَتِ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ يَٰمَرۡيَمُ إِنَّ ٱللَّهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٖ مِّنۡهُ ٱسۡمُهُ ٱلۡمَسِيحُ عِيسَى ٱبۡنُ مَرۡيَمَ وَجِيهٗا فِي ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأٓخِرَةِ وَمِنَ ٱلۡمُقَرَّبِينَ ٤٥ وَيُكَلِّمُ ٱلنَّاسَ فِي ٱلۡمَهۡدِ وَكَهۡلٗا وَمِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ ٤٦ قَالَتۡ رَبِّ أَنَّىٰ يَكُونُ لِي وَلَدٞ وَلَمۡ يَمۡسَسۡنِي بَشَرٞۖ قَالَ كَذَٰلِكِ ٱللَّهُ يَخۡلُقُ مَا يَشَآءُۚ إِذَا قَضَىٰٓ أَمۡرٗا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ ٤٧
Artinya: “(Ingatlah), ketika Malaikat berkata: ‘Hai Maryam, sesungguhnya Allah Ta’ala menggembirakanmu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al-Masih ‘Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah Ta’ala), (QS. 3:45) dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia termasuk di antara orang-orang yang shalih’. (QS. 3:46) Maryam berkata: ‘Ya Rabbku, bagaimana mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-laki pun.’ Allah Ta’ala berfirman (dengan perantaraan Jibril): ‘Demikianlah Allah Ta’ala menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah Ta’ala berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah Ta’ala hanya cukup berkata kepadanya: ‘Jadilah’, lalu jadilah dia.” (QS. 3:47)
TAFSIR AYAT 45
Firman-Nya (إذ قالت الملائكة يامريم إن الله يبشرك بكلمة منه) (“Ingatlah ketika Malaikat berkata: ‘Wahai Maryam, sesungguhnya Allah Ta’ala memberikan kabar gembira kepadamu [dengan kelahiran seorangputra yang diciptakan] dengan kalimat [yang datang] dari-Nya.’) Ini merupakan kabar gembira yang disampaikan oleh Malaikat kepada Maryam, bahwa Allah Ta’ala akan melahirkan darinya seorang anak yang mulia yang memiliki kedudukan tinggi. Yaitu seorang anak yang keberadaannya melalui sebuah kalimat dari Allah Ta’ala, yaitu Allah Ta’ala berkata kepadanya, kun ‘Jadilah’, maka jadilah ia. Dan ini merupakan penafsiran firman-Nya dalam Surah Ali Imraan ayat 39 yang artinya: “Yang membenarkan kalimat [yang datang] dari Allah Ta’ala.” Sebagaimana yang disebutkan oleh Jumhur ulama, yang telah dijelaskan sebelumnya.
Firman-Nya (اسمه المسيح عيسى ابن مريم) (“Namanya Al-Masih Isa putra Maryam.”) Maksudnya, nama ini masyhur di dunia dan dikenal oleh orang-orang yang beriman. Dinamai Al-Masih, menurut sebagian ulama salaf, karena ia banyak melakukan perjalanan. Ada juga yang mengatakan, karena ia rata kedua telapak kakinya, tidak berlekuk. Dikatakan juga, karena jika ia mengusap seseorang yang mengidap penyakit kronis, maka dengan izin Allah Ta’ala orang itu akan sembuh. Isa putra Maryam dinisbatkan kepada ibunya, Maryam, kerena tidak mempunyai ayah.
Firman-Nya (وجيها في الدنيا والآخرة ومن المقربين) (“Seorang terkemuka di dunia dan akhirat serta termasuk orang-orang yang didekatkan [kepada Allah Ta’ala].”) Dengan kata lain, ia mempunyai kehormatan dan kedudukan di hadapan Allah Ta’ala di dunia, karena syari’at telah diwahyukan kepadanya serta diturunkan pula kepadanya kitab dan karunia Allah Ta’ala lainnya yang diberikan kepadanya. Sedang di akhirat kelak ia akan memberi syafa’at di hadapan Allah Ta’ala kepada orang-orang yang diizinkan-Nya dan syafa’atnya itu dikabulkan Allah Ta’ala sebagaimana para Rasul dari kalangan Uulul `Azmi. Semoga shalawat dan salam Allah Ta’ala atas mereka semuanya.
Firman-Nya (ويكلم الناس في المهد وكهلا) (“Dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa.”) Yaitu ia mengajak untuk ibadah kepada Allah Ta’ala semata yang tiada sekutu bagi-Nya pada waktu masih bayi. Yang demikian itu merupakan mukjizat dan tanda (kekuasaan Allah Ta’ala). Juga pada waktu sudah dewasa, yaitu ketika Allah Ta’ala menyampaikan wahyu kepadanya.
Firman-Nya (ومن الصالحين) (“Dan dia termasuk di antara orang-orang yang shalih.”) Yakni dalam perkataan dan perbuatan, ia memiliki ilmu yang benar dan amal yang salih. Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
"لمْ يَتَكَّلَمْ فِي المهدِ إِلَّا ثَلاثَة، عِيسى، وصَبِيٌّ كَانَ فِي زَمَنِ جُرَيْج، وصبيٌّ آخَرُ"
Artinya: “Tidak ada yang dapat bicara ketika masih dalam buaian kecuali tiga bayi, yaitu `Isa, seorang bayi pada masa Juraij, dan seorang bayi lainnya.” (HR. Al-Bukhari 2482/3436 dan Muslim 2550)
TAFSIR AYAT 46
Firman-Nya (رب أنى يكون في ولد ولم يمسسني بشر) (“Rabbku, bagaimana mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-laki pun.”) ketika mendengar kabar gembira yang disampaikan oleh Malaikat itu, Maryam berucap dalam munajatnya dengan lafaz ayat ini. Maksudnya, bagaimana anak itu akan lahir dariku sedang aku tidak mempunyai suami, bahkan niat menikah pun tidak ada, dan aku pun bukan seorang pelacur.
Firman-Nya (كذلك الله يخلق مايشاء) (“Demikianlah Allah Ta’ala menciptakan apa yang dikehendaki-Nya.”) sebagai jawaban atas pertanyaannya tersebut, maka Malaikat menyampaikan kepadanya dari Allah Ta’ala. Artinya, demikianlah perintah Allah Ta’ala itu sangat agung, tidak ada sesuatu pun yang dapat melemahkannya.
Ditegaskan di sini dengan firman-Nya (يخلق ما يشاء) dan tidak menggunakan kalimat (يفعل ما يشاء) sebagaimana dalam kisah Zakariya. Bahkan disebutkan di sini dengan jelas bahwa Ia menciptakan, dengan tujuan agar tidak ada syubhat atau keraguan.
Firman-Nya (إذا قضى أمرا فإنما يقول له كن فيكون) (“Apabila Allah Ta’ala berkehendak menetapkan sesuatu, maka hanya cukup berkata kepadanya: ‘jadilah, ” maka jadilah ia.”) dan hal ini diperkuat dengan firman-Nya ini. Maksudnya, tidak tertambat sedikit pun, bahkan segera. Sebagaimana firman-Nya dalam Surah Al-Qamar ayat 50 yang artinya : “Dan perintah Kami hanyalah satu perkataan seperti kejapan mata.” Artinya, Kami hanya memerintah satu kali saja, tanpa diulangi, maka segeralah terjadi sesuatu itu secepat kejapan mata.
Komentar
Posting Komentar