BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
كَيۡفَ يَهۡدِي ٱللَّهُ قَوۡمٗا كَفَرُواْ بَعۡدَ إِيمَٰنِهِمۡ وَشَهِدُوٓاْ أَنَّ ٱلرَّسُولَ حَقّٞ وَجَآءَهُمُ ٱلۡبَيِّنَٰتُۚ وَٱللَّهُ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلظَّٰلِمِينَ ٨٦ أُوْلَٰٓئِكَ جَزَآؤُهُمۡ أَنَّ عَلَيۡهِمۡ لَعۡنَةَ ٱللَّهِ وَٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ وَٱلنَّاسِ أَجۡمَعِينَ ٨٧ خَٰلِدِينَ فِيهَا لَا يُخَفَّفُ عَنۡهُمُ ٱلۡعَذَابُ وَلَا هُمۡ يُنظَرُونَ ٨٨ إِلَّا ٱلَّذِينَ تَابُواْ مِنۢ بَعۡدِ ذَٰلِكَ وَأَصۡلَحُواْ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٞ رَّحِيمٌ ٨٩
Artinya: “Bagaimana Allah akan menunjuki suatu kaum yang kafir sesudah mereka beriman, serta mereka telah mengakui bahwa Rasul itu (Muhammad) benar-benar Rasul, dan keterangan-keterangan pun telah datang kepada mereka? Allah tidak menunjuki orang-orang yang zhalim. (QS. 3:86) Mereka itu balasannya ialah: bahwasanya laknat Allah ditimpakan kepada mereka, (demikian pula) laknat Para Malaikat dan manusia seluruhnya. (QS. 3:87) Mereka kekal di dalamnya, tidak diringankan siksa dari mereka, dan tidak (pula) mereka diberi tangguh, (QS. 3:88) Kecuali orang-orang yang taubat, sesudah (kafir) itu dan mengadakan perbaikan. Karena sesungguhnya Allah Mahapengampun lagi Mahapenyayang.” (QS. 3:89)
Asbabun Nuzul ayat ini adalah: “Ibnu Jarir meriwayatkan dan Ibnu ‘Abbas, ia berkata, “Ada seseorang dari kaum Anshar yang masuk Islam kemudian ia murtad dan berbuat kemusyrikan. Setelah itu ia menyesal. Kemudian ia mengutus kepada kaumnya untuk menanyakan hal itu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Apakah ada kesempatan bagiku untuk bertaubat?” Maka turunlah ayat, “Bagaimana Allah akan memberikan petunjuk kepada suatu kaum yang kafir sesudah mereka beriman, dan mereka telah mengakui bahwa Rasul itu (Muhammad) benar-benar Rasul, serta beberapa keterangan telah datang kepada mereka? Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang zhalim. Mereka itu, balasannya adalah bahwa bagi mereka laknat Allah, dan laknat para Malaikat dan manusia seluruhnya. Mereka kekal di dalamnya, tidak diringankan siksa dari mereka dan tidak (pula) mereka diberi tangguh. Kecuali orang-orang yang taubat, sesudah (kafir) itu dan mengadakan perbaikan. Karena sesungguhnya Allah Mahapengampun lagi Mahapenyayang.” Lalu kaumnya itu diperintahkan menemuinya kembali, hingga akhirnya ia masuk Islam kembali.” (Diriwayatkan An-Nasa’i, Al-Hakim dan Ibnu Hibban dari Dawud bin Abu Hind. Dan menurut Al-Hakim hadis ini sahih tetapi tidak dikeluarkan oleh Al-Bukhari dan Muslim.)
Asbabun Nuzul riwayat lainnya adalah: “Abdurrazzaq berkata: “Telah mengabarkan kepada kami Ja’far bin Sulaiman, telah menceritakan kepada kami Humaid Al-A’raj, dari Mujahid, ia berkata, Al-Harits bin Suwaid datang dan masuk Islam di hadapan Nabi, lalu ia kafir lagi dan kembali kepada kaumnya, maka Allah pun menurunkan berkenaan dengan dia ini, yaitu firman-Nya: “Bagaimana Allah akan memberikan petunjuk kepada suatu kaum yang kafir sesudah mereka beriman, dan mereka telah mengakui bahwa Rasul itu (Muhammad) benar-benar Rasul, serta beberapa keterangan telah datang kepada mereka? Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang zhalim. Mereka itu, balasannya adalah bahwa bagi mereka laknat Allah, dan laknat para Malaikat dan manusia seluruhnya. Mereka kekal di dalamnya, tidak diringankan siksa dari mereka dan tidak (pula) mereka diberi tangguh. Kecuali orang-orang yang taubat, sesudah (kafir) itu dan mengadakan perbaikan. Karena sesungguhnya Allah Mahapengampun lagi Mahapenyayang. “Kemudian, lanjut Mujahid, seorang dari kaumnya membawakan ayat-ayat tersebut dan membacakannya, maka al-Harits pun berkata: “Sungguh, demi Allah, aku tahu bahwa kamu jujur dan Rasulullah lebih jujur darimu dan Allah yang paling jujur dari semuanya.” Setelah itu Al-Harits kembali dan memeluk Islam lagi dengan sebaik-baiknya.”
Firman-Nya (كيف يهدي الله قوما كفروا بعد إيمانهم وشهدوا أن الرسول حق وجاءهم البينات) (“Bagaimana Allah akan memberikan petunjuk kepada suatu kaum yang kafir sesudah mereka beriman, dan mereka telah mengakui bahwa Rasul itu (Muhammad) benar-benar Rasul, serta beberapa keterangan telah datang kepada mereka?”) Artinya telah jelas bagi mereka berbagai hujjah dan bukti kebenaran apa yang dibawa oleh Rasulullah, serta telah nyata perkara itu bagi mereka, tetapi kemudian murtad, kembali kepada kegelapan syirik.
Firman-Nya (والله لا يهدي القوم الظالمين) (“Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang zhalim.”) maka bagaimana mungkin mereka akan memperoleh hidayah setelah mereka bergelimang dalam kebutaan.
Firman-Nya (أولئك جزاؤهم أن عليهم لعنة الله والملائكة والناس أجمعين) (“Mereka itu, balasannya adalah bahwa bagi mereka laknat Allah, laknat para Malaikat dan manusia seluruhnya.”) Maksudnya, mereka mendapatkan laknat dari Allah Ta’ala dan seluruh makhluk-Nya.
Firman-Nya (خالدين فيها) (“Mereka kekal di dalamnya,”) yaitu dalam laknat.
Firman-Nya (لا يخفف عنهم العذاب ولاهم ينطرون) (“Tidak diringankan siksa dari mereka dan tidak [pula] mereka diberi tangguh.”) Maksudnya, siksa mereka tidak akan dikurangi atau diringankan meskipun hanya sesaat. Firman-Nya (إلا الذين تابوا من بعد ذلك وأصلحوا فإن الله غفور رحيم) (“Kecuali orang-orang yang taubat, sesudah [kafir] itu dan mengadakan perbaikan. Karena sesungguhnya Allah Mahapengampun lagi Mahapenyayang.”) Ini merupakan bagian dari kelembutan, kebaikan, kesantunan, kasih sayang, dan kemurahan-Nya bagi makhluk-Nya, bahwa barangsiapa yang bertaubat kepada-Nya, maka Dia akan mengampuninya.
Komentar
Posting Komentar