Cari keripik pisang klik disini SURAH ALI IMRAN AYAT164-165-166-167-168 (Tafsir) Langsung ke konten utama

SURAH ALI IMRAN AYAT164-165-166-167-168 (Tafsir)

BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIM


لَقَدْ مَنَّ اللّٰهُ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ اِذْ بَعَثَ فِيْهِمْ رَسُوْلًا مِّنْ اَنْفُسِهِمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَۚ وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ

Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al-kitab dan Al-hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan) nabi itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (3: 164)

Dalam sistem penciptaan ilahi segalanya tercipta berdasarkan dan rahmatAllah.Sementarahidayahmerupakan nikmat yang diterima oleh manusia secara khusus dari Tuhan. Secara mendasar penciptaan manusia tanpa hidayah-Nya akan menyebabkan potensi menjadi sia-sia dan pemikiran dan perilaku manusia akan menyimpang. Dewasa ini kita menyaksikan mereka yang tidak memperhatikan hidayat ilahi ini melalui akal,khususnyawahyu,membuatilmu dan pengetahuan mereka menjadi kontra produktif dari apa yang dicita-citakan sebelumnya. Ilmu pengetahuan yang seharusnya menciptakan kedamaian, ternyata menjadi kekerasan yang berujung pada kecemasan.

Allah Swt menugaskan para nabi untuk membersihkan masyarakat manusia dari segala bentuk kekotoran dan mewujudkan fondasi kesempurnaan. Para nabi ini tugasnya menjelaskan kalam ilahi kepada masyarakat dan ungkapan-ungkapan bijak. Mereka diperintahkan Allah untuk membimbing akal dan fitrah manusia guna menyelamatkannya dari kebinasaan dan penyimpangan.

Dari ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Pengutusan para nabi adalah hadiah terbesar Allah kepada manusia dan hendaknya kita mensyukuri nikmat ini.

2. Penyucian diri lebih utama dari belajar. Ilmu akan bermanfaat bila sumbernya suci.

3. Penyucian jiwa haruslah di bawah bimbingan para nabi dan wahyu agar tidak mengarah pada penyimpangan.

 

اَوَلَمَّآ اَصَابَتْكُمْ مُّصِيْبَةٌ قَدْ اَصَبْتُمْ مِّثْلَيْهَاۙ قُلْتُمْ اَنّٰى هٰذَا ۗ قُلْ هُوَ مِنْ عِنْدِ اَنْفُسِكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Ayat ke 165:

Artinya:

Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badr) kamu berkata: Dari mana datangnya (kekalahan) ini. Katakanlah: "Itu dari kesalahan dirimu sendiri". Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (3: 165)

Dalam perang Uhud, ketika 70 orang muslim terbunuh dan kalah, Rasul ditanya,"Mengapa kita kalah? Allah Swt menyatakan kepada mereka, tahun lalu kalian menang dalam perang Badr, padahal musuh dua kali lebih besar dari kali ini. Pada waktu itu kalian menewaskan 70 orang dan menawan 70 lainnya. Kekalahan diperangUhuddikarenakanketidaktaatandanperpecahan di antara kalian sendiri. Jangan berpikir bahwa Tuhan tidak mampu menolong kalian. Dia mampu melakukan segala sesuatu. Namun pertolongannya bersyaratpadaketaatan kalian kepada Nabi dan bukannya melanggar perintah Tuhan. Bila kalian telah mengamalkan syarat ini baru bisa mengharapkan kemenangan.

Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Saat menghakimi satu masalah harus bersikap obyektif. Jangan hanya melihat kekalahan Uhud, tapi juga melihat kemenangan di Badr.

2. Mengevaluasi kekalahah, maka hal pertama yang harus dilihat adalah faktor internalnya atau harus instropeksi diri. Jangan hanya melihat pihak lain sebagai penyebab, tapi lebih penting dari itu melihat kelemahan sendiri dan menutupinya.

 

وَمَآ اَصَابَكُمْ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعٰنِ فَبِاِذْنِ اللّٰهِ وَلِيَعْلَمَ الْمُؤْمِنِيْنَۙ

Ayat ke 166

Artinya:

Dan apa yang menimpa kamu pada hari bertemunya dua pasukan, maka (kekalahan) itu adalah dengan izin (takdir) Allah, dan agar Allah, mengetahui siapa orang-orang yang beriman. (3: 166)

وَلِيَعْلَمَ الَّذِيْنَ نَافَقُوْا ۖوَقِيْلَ لَهُمْ تَعَالَوْا قَاتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اَوِ ادْفَعُوْا ۗ قَالُوْا لَوْ نَعْلَمُ قِتَالًا لَّاتَّبَعْنٰكُمْ ۗ هُمْ لِلْكُفْرِ يَوْمَىِٕذٍ اَقْرَبُ مِنْهُمْ لِلْاِيْمَانِ ۚ يَقُوْلُوْنَ بِاَفْوَاهِهِمْ مَّا لَيْسَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ ۗ وَاللّٰهُ اَعْلَمُ بِمَا يَكْتُمُوْنَۚ

Ayat 167

Artinya:

Dan supaya Allah mengetahui siapa orang-orang munafik. Kepada mereka dikatakan; "Marilah berperang di jalan Allah atau pertahankanlah (dirimu)?" Mereka berkata: "Sekiranya kami mengetahui akan terjadi peperangan, tentulah kami mengikuti kamu." Mereka pada hari itu lebih dekat kepada kekafiran dari pada keimanan. Mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak terkandung dalam hatinya. Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan. (3: 167)

Telah disebutkan sebelumnya bahwa ketika sampai berita rencana serangan orang-orang Musyrik Mekah, Rasul menggelar musyawarah di masjid dan memutuskan untuk mengikuti suaraterbanyak. Pada awalnya ada yang mengajukan pendapat agar Muslimin keluar dari kota dan bertempat di kaki Gunung Uhud. Namun beberapa pembesar Madinah berkeyakinan bahwa harus menetap di kota dan menjadikan rumah masing-masing sebagai benteng melawan musuh. Rasul menyetujui pendapat pertama yang disuarakan oleh anak-anak muda dan juga suara mayoritas. Hal ini membuat sebagian tokoh tidak puas dan ketika pasukan tengah bergerak ke Uhud, sebagian dari mereka mencari-cari alasan untuk kembali ke Madinah. Akhirnya mereka kembali ke Madinah yang berdampak pada agak melemahnya semangat sebagian pejuang Muslim.

Al-Quran menyatakan kepada Mukminin, meskipun perang Uhud sangat pahit, namunberhasil memunculkan siapa saja dari umat Islam yang sejati berusaha membela Islam. Dengan demikian, semakin jelas siapa yang mukmin sejati dan mereka yang hanya ikut-ikutan. Perang Uhud membuat siapa saja yang membacara sejarahnya berhasil memilah siapa saja dari sahabat Nabi yang setia dengan cita-cita dan risalah beliau.

Dari dua ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Peristiwa pahit manis kehidupan merupakan lapangan ujian Tuhan untuk mengenali manusia. Kita harus berhati-hati agar tidak termasuk yang tidak lulus ujian.

2. Kemunafikan menyeret manusia kepada kekufuran dan ingkar. Bersikap jujur merupakan kunci kemenangan.

3. Mempertahankan jiwa dan tanah air merupakan satu nilai dan barang siapa yang terbunuh di jalan ini dihitung syahid.

 
اَلَّذِيْنَ قَالُوْا لِاِخْوَانِهِمْ وَقَعَدُوْا لَوْ اَطَاعُوْنَا مَا قُتِلُوْا ۗ قُلْ فَادْرَءُوْا عَنْ اَنْفُسِكُمُ الْمَوْتَ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ


Ayat ke 168

Artinya:

Orang-orang yang mengatakan kepada saudara-saudaranya dan mereka tidak turut pergi berperang: "Sekiranya mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak terbunuh." Katakanlah: "Tolaklah kematian itu dari dirimu, jika kamu orang-orang yang benar." (3: 168)

Mereka yang berkhianat sebelum perang Uhud berlangsung telah menciptakan perpecahan dan melemahkan semangat sebagian umat Islam. Pasca perang Uhud, mereka tetap melakukan propaganda dan menyalahkan orang-orang yang pergi berperang ke luar kota Madinah. Karena sejak awal mereka berpendapat untuk tetap tinggal di Madinah dan menjadikan rumah-rumah penduduk sebagai benteng pertahanan. Mereka justru menyalahkan siapa yang terbunuh di perang Uhud. Padahal kematian tidak terbatas hanya di medan tempur. Karena tidak ada yang dapat lari dari kematian.

Oleh karenanya, kepada mereka Allah Swt berfirman, "Janganlah kalian pikir, dengan lari dari perang, kalian dapat lari dari cengkeram kematian. Kematian adalah bagi semua, namun beruntung bagi orang-orang yang mati dalam keadaan melaksanakan perintah Tuhan dan celaka orang yang menemui kematian saat mereka berusaha lari darinya."

Dari ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Tinggal di rumah saat musuh menyerang sangat membahayakan Islam dan menjadi tanda nifak.

2. Strategi orang-orang Munafik adalah melemahkan keluarga syahid dan pejuang yang terluka.

3. Orang-orang Munafik melihat diri mereka lebih mulia dari yang lain dan berharap orang lain mengikuti pikiran dan akidah mereka.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Isi Tafsir Al-Quran dan Asbabun Nuzul

Cari keripik pisang klik disini SURAH AL-BAQARAH AYAT 01 AYAT 02 AYAT 03 AYAT 04 AYAT 05 AYAT 06 AYAT 07 AYAT 08 AYAT 09 AYAT 10 AYAT 11 AYAT 12 AYAT 13 AYAT 14 AYAT 15 AYAT 16 AYAT 17 AYAT 18 AYAT 19 AYAT 20 AYAT 21 AYAT 22 AYAT 23 AYAT 24 AYAT 25 AYAT 26,27,28 AYAT 29 AYAT 30 AYAT 31 AYAT 32 AYAT 33 AYAT 34 AYAT 35 AYAT 36 AYAT 37 AYAT 38 AYAT 39 AYAT 40 AYAT 41 AYAT 42 AYAT 43 AYAT 44 AYAT 45 AYAT 46 AYAT 47 AYAT 48 AYAT 49 AYAT 50 AYAT 51 AYAT 52 AYAT 53 AYAT 54 AYAT 55 AYAT 56 AYAT 57 AYAT 58 AYAT 59 AYAT 60 AYAT 61 AYAT 62 AYAT 63 AYAT 64 AYAT 65 AYAT 66 AYAT 67 AYAT 68 AYAT 69 AYAT 70 AYAT 71 AYAT 72 AYAT 73 AYAT 74 AYAT 75 AYAT 76 AYAT 77 AYAT 78 AYAT 79 AYAT 80 AYAT 81 AYAT 82 AYAT 83 AYAT 84 AYAT 85 AYAT 86 AYAT 87 AYAT 88 AYAT 89 AYAT 90 AYAT 91 AYAT 92 AYAT 93 AYAT 94 AYAT 95 AYAT 96 AYAT 97 AYAT 98 AYAT 99 AYAT 100 AYAT 101 AYAT 102 AYAT 103 AYAT 104 AYAT 105 AYAT 106 AYAT 107 AYAT 108 AYAT 109 AYAT 110 AYAT 111 AYAT 112 AYAT 113 AYAT 114 AYAT 115 AYAT 116 AYAT 117 AYAT 1

ASBABUN NUZUL JUZ 'AMMA

Cari keripik pisang klik disini Daftar Isi Surah An-naba Surah an-Naazi’aat Surah ‘Abasa Surah at-Takwiir   Surah al-Infithaar Surah al-Muthaffifiin   Surah ath-Thaariq   Surah al-A’laa   Surah al-Ghaasyiyah Surah al-Fajr Surah al-Lail   Surah adh-Dhuha Surah al-Insyiraah Surah at-Tiin Surah al-’Alaq   Surah al-Qadr   Surah az-Zilzal   Surah al-’Aadiyaat Surah at-Takaatsur   Surah al-Humazah   Surah Quraisy   Surah al-Maa’uun   Surah al-Kautsar   Surah al-Kaafiruun   Surah an-Nashr Surah al-Lahab   Surah al-Ikhlas Surah al-Falaq dan  Surah an-Naas   SURAH AN NABA Surah An naba yaitu firman Allah ta’ala, “Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya ? Tentang berita yang besar (hari berbangkit).” (an-Naba’: 1-2) Sebab Turunnya Ayat Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari al-Hasan yang berkata, “Ketika Rasulullah diutus, mereka (orang-orang kafir Quraisy) saling bertanya di antara mereka. Allah lalu menurunkan ayat ini.”

Daftar Isi Tafsir Al-Quran dan Asbabun Nuzul Surah ali Imron

Cari keripik pisang klik disini SURAH ALI IMRAN AYAT 01 AYAT 02 AYAT 03 AYAT 04 AYAT 05 AYAT 06 AYAT 07 AYAT 08 AYAT 09 AYAT 10 AYAT 11 AYAT 12 AYAT 13 AYAT 14 AYAT 15 AYAT 16 AYAT 17 AYAT 18 AYAT 19 AYAT 20 AYAT 21 AYAT 22 AYAT 23 AYAT 24 AYAT 25 AYAT 26 AYAT 27 AYAT 28 AYAT 29 AYAT 30 AYAT 31 AYAT 32 AYAT 33 AYAT 34 AYAT 35 AYAT 36 AYAT 37 AYAT 38 AYAT 39 AYAT 40 AYAT 41 AYAT 42 AYAT 43 AYAT 44 AYAT 45 AYAT 46 AYAT 47 AYAT 48 AYAT 49 AYAT 50 AYAT 51 AYAT 52 AYAT 53 AYAT 54 AYAT 55 AYAT 56 AYAT 57 AYAT 58 AYAT 59 AYAT 60 AYAT 61 AYAT 62 AYAT 63 AYAT 64 AYAT 65 AYAT 66 AYAT 67 AYAT 68 AYAT 69 AYAT 70 AYAT 71 AYAT 72 AYAT 73 AYAT 74 AYAT 75 AYAT 76 AYAT 77 AYAT 78 AYAT 79 AYAT 80 AYAT 81 AYAT 82 AYAT 83 AYAT 84 AYAT 85 AYAT 86 AYAT 87 AYAT 88 AYAT 89 AYAT 90 AYAT 91 AYAT 92 AYAT 93 AYAT 94 AYAT 95 AYAT 96 AYAT 97 AYAT 98 AYAT 99 AYAT 100 AYAT 101 AYAT 102 AYAT 103 AYAT 104 AYAT 105 AYAT 106 AYAT 107 AYAT 108 AYAT 109 AYAT 110 AYAT 111 AYAT 112 AYAT 113 AYAT 114 AYAT 115 AYAT 116 AYAT 11
diberdayakan oleh Saepul